Minggu, 20 Oktober 2013

Kritik Part II

Tiga Tahap Merespon Kritik
Ketika menerima kritik, begitu kritik disampaikan, sangat penting untuk menyadari bahwa kita lebih banyak memiliki kontrol dibanding pengkritiknya. Selanjutnya terserah Anda, apakah kritik tersebut menurut Anda perlu dan bermanfaat untuk ditindaklanjuti.
Pada dasarnya, terdapat tiga tahap yang kta lalui ketika menghadapi kritik:
TAHAP SATU: Menyadari
TAHAP DUA : Menilai
TAHAP TIGA: Bertindak

TAHAP SATU: MENYADARI
Dalam tahap menyadari, kita mengetahui bahwa kita sedang dikritik dan dengan segera insting kita ambil alih. Kita mungkin segera melakukan serangan balik, mengambil tindakan defensif, atau menjadi korban tak berdaya yang secara otomatis menerima nilai pengkritik begitu saja.

Serangan Balik
Ketika memberi serangan balik kepada pengkritik, kita sering menggunakan sarkasme, meruntuhkan keberaniannya, atau dengan sindiran. Terkadang kita benar-benar "bersemangat" dalam melakukan serangan balik dengan sarkasme, sehingga apabila kita memiliki audiens, kita akan disambut dengan tertawa keras-keras. Sarkasme sering mematika, dan ini tentu saja bukan merupakan cara bereaksi yang tepat untuk menghadapi kritik.
Menyerang dengan meruntuhkan kepercayaan diri pengkritik menunjukkan bahwa Anda tidak berniat membangun hubungan, tetapi hanya berupaya agar pengkritik kehilangan keberanian. Cara ini menghapus suasana dimana Anda bisa terus berbicara dengan pengkritik secara nyaman. Demikian pula pengkritik, tidak bisa berbicara secara nyaman lagi dengan Anda.
Ketika kita melakukan serangan balik kepada pengkritikyang agresif, mungkin kita merasa tidak mempengaruhi orang tersebut. Namun, sebenarnya kita menghujam lebih dalam dari yang kita duga. Sering, orang yang mengkritik kita sebenarnya merasa tidak aman.

Korban Tidak Berdaya
Respon sebagai "korban tak berdaya" atau reaksi pasif, juga tidak banyak membantu. Jika Anda tidak mengucapkan sepatah kata pun atau menerima kritik sebagai kritik yang sah tanpa menilainya lebih dahulu, Anda nampak seperti tidak memiliki kepercayaan diri dan kehilangan penghargaan dari orang lain dan diri sendiri! Kedua, kemungkinan Anda tidak akan benar-benar mengetahui apa yang dimaksudakn sesungguhnya oleh pengkritik, kecuali jika Anda meluangkan waktu untuk menilai kritik tersebut.
Pendekatan yang jauh lebih baik untuk menghadapi kritik adalah dengan menyadari bahwa kita sedang dikritik, itu saja- baru dengan cepat bergerak untuk menilai manfaat kritik tersebut.

Orang yang berusaha membentuk dirinya agar sesuai dengan semua orang akan segera mengerat dirinya sendiri-Charles M. Schwab

TAHAP DUA: MENILAI
Pada tahap 2, Anda menilai kritik yang disampaikan, maksud dari pengkritik, dan seberapa validkah kritik tersebut. Selidiki fakta yang berkaitan dengan kritik yang disampaikan untuk memastikan bahwa Anda benar-benar memahami ucapan dan maksud dari pengkritik. Untuk melakukan klarifikasi, ajukan pertanyaan berikut ini:
1. Apa sebenarnya yang telah terjadi?
2. Kapan hal tersebut terjadi?
3. Apa yang telah keliru?
Penting juga, Anda berusaha untuk mendapat kritik. Anda harus menjelaskan kritik apa yang ingin Anda peroleh untuk dinilai dan dengan cara seperti apa Anda ingin menerimanya. Karena Anda bisa mengontrol kritik tersebut, maka kemungkinan besar kritik tersebut bermanfaat untuk mencapai perbaikan dalam kinerja Anda.
Seteleh meneliti fakta, berusahalah untuk mempertimbangkan apakah kritik tersebut akurat atau tidak. Luangkan waktu untuk berpikir sebelum Anda memberi respon. Berusahalah jujur, tetapi jangan brutal terhadap diri sendiri. Tetaplah tenang dan fokuslah pada hasil "menang-menang".

TAHAP TIGA: BERTINDAK
Pada tahap akhir, Anda meutuskan tindakan apa, jika memang harus ada tindakan, yang ingin Anda ambil terhadap kritik tersebut.

Sumber: Hathaway, Patti. 2001. Memberi dan Menerima Kritik. Jakarta: PPM

0 komentar:

Posting Komentar