Minggu, 20 Oktober 2013

Belajar Menggunakan Mind Mapping

Mind map dapat membantu kita dalam sangat banyak hal. Mind map dapat membantu kita untuk:
1. Merencana
2. Berkomunikasi
3. Menjadi lebih kreatif
4. Menghemat waktu
5. Menyelesaikan masalah
6. Memusatkan perhatian
7. Menyusun dan menjelaskan pikiran-pikiran
8. Mengingat dengan lebih baik
9. Belajar lebih cepat dan efisien

Menurut Michael Michalko, dalam buku terlarisnya Cracking Creativity, Mind Map akan:
1. Mengaktifkan seluruh otak
2. Membereskan akal dari ketulusan mental
3. Memungkinkan kita berfokus pada pokok bahasan
4. Membantu menunjukkan hubungan antara bagian-bagian informasi yang saling terpisah
5. Memberi gambaran yang jelas pada keseluruhan dan perincian
6. Memungkinkan mengelompokkan konsep, membantu kita membandingkannya. dan sebagainya

Ketika kita mulai membuat Mind map, kita akan bergabung dengan para jenius besar yang semuanya menggunakan unsur-unsur utama Mind map untuk menjadikan pikiran-pikiran mereka kasta mata, dan dengan demikian membantu mereka sendiri dan orang lain membuat lompatan-lompatan besar ke depan dalam bidang ilmu mereka. Para jenius ini antara lain:
Leonardo da Vinci- disebut sebagai "Jenius Millenium Terakhir"
Michelangelo- Pematung dan Seniman Besar
Charles Darwin- AHli Biologi
Sir Isaac Newton- Penemu Hukum Gravitasi
Albert Einstein- Penemu Hukum Relativitas
Pablo Picaso- Yang Mengubah Wajah Seni Abad ke 20
Thomas Edison- Penemu Bola Lampu, dan sebagainya


Yang Diperlukan Untuk Membuat Mind Map
1. Kertas Kosong
2. Pena dan pensil warna
3. Otak
4. Imajinasi

Einstein menyatakan
"Imajinasi lebih penting daripada pengetahuan karena imajinasi tidak terbatas"

Tujuh Langkah dalam Membuat Mind Map
Karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami
Karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik, membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.
Karena otak bekerja menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang, kita akan lebih mudah mengerti dan mengingat.
Karena garis lurus akan membosankan otak.
Karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak daya dan fleksibiltas kepada Mind map.
Karena setiap gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata.

Sumber: Buzan, Tony. 2007. Buku Pintar Mind Map. Jakarta: Gramedia

Kritik Part II

Tiga Tahap Merespon Kritik
Ketika menerima kritik, begitu kritik disampaikan, sangat penting untuk menyadari bahwa kita lebih banyak memiliki kontrol dibanding pengkritiknya. Selanjutnya terserah Anda, apakah kritik tersebut menurut Anda perlu dan bermanfaat untuk ditindaklanjuti.
Pada dasarnya, terdapat tiga tahap yang kta lalui ketika menghadapi kritik:
TAHAP SATU: Menyadari
TAHAP DUA : Menilai
TAHAP TIGA: Bertindak

TAHAP SATU: MENYADARI
Dalam tahap menyadari, kita mengetahui bahwa kita sedang dikritik dan dengan segera insting kita ambil alih. Kita mungkin segera melakukan serangan balik, mengambil tindakan defensif, atau menjadi korban tak berdaya yang secara otomatis menerima nilai pengkritik begitu saja.

Serangan Balik
Ketika memberi serangan balik kepada pengkritik, kita sering menggunakan sarkasme, meruntuhkan keberaniannya, atau dengan sindiran. Terkadang kita benar-benar "bersemangat" dalam melakukan serangan balik dengan sarkasme, sehingga apabila kita memiliki audiens, kita akan disambut dengan tertawa keras-keras. Sarkasme sering mematika, dan ini tentu saja bukan merupakan cara bereaksi yang tepat untuk menghadapi kritik.
Menyerang dengan meruntuhkan kepercayaan diri pengkritik menunjukkan bahwa Anda tidak berniat membangun hubungan, tetapi hanya berupaya agar pengkritik kehilangan keberanian. Cara ini menghapus suasana dimana Anda bisa terus berbicara dengan pengkritik secara nyaman. Demikian pula pengkritik, tidak bisa berbicara secara nyaman lagi dengan Anda.
Ketika kita melakukan serangan balik kepada pengkritikyang agresif, mungkin kita merasa tidak mempengaruhi orang tersebut. Namun, sebenarnya kita menghujam lebih dalam dari yang kita duga. Sering, orang yang mengkritik kita sebenarnya merasa tidak aman.

Korban Tidak Berdaya
Respon sebagai "korban tak berdaya" atau reaksi pasif, juga tidak banyak membantu. Jika Anda tidak mengucapkan sepatah kata pun atau menerima kritik sebagai kritik yang sah tanpa menilainya lebih dahulu, Anda nampak seperti tidak memiliki kepercayaan diri dan kehilangan penghargaan dari orang lain dan diri sendiri! Kedua, kemungkinan Anda tidak akan benar-benar mengetahui apa yang dimaksudakn sesungguhnya oleh pengkritik, kecuali jika Anda meluangkan waktu untuk menilai kritik tersebut.
Pendekatan yang jauh lebih baik untuk menghadapi kritik adalah dengan menyadari bahwa kita sedang dikritik, itu saja- baru dengan cepat bergerak untuk menilai manfaat kritik tersebut.
Orang yang berusaha membentuk dirinya agar sesuai dengan semua orang akan segera mengerat dirinya sendiri-Charles M. Schwab

TAHAP DUA: MENILAI
Pada tahap 2, Anda menilai kritik yang disampaikan, maksud dari pengkritik, dan seberapa validkah kritik tersebut. Selidiki fakta yang berkaitan dengan kritik yang disampaikan untuk memastikan bahwa Anda benar-benar memahami ucapan dan maksud dari pengkritik. Untuk melakukan klarifikasi, ajukan pertanyaan berikut ini:
1. Apa sebenarnya yang telah terjadi?
2. Kapan hal tersebut terjadi?
3. Apa yang telah keliru?
Penting juga, Anda berusaha untuk mendapat kritik. Anda harus menjelaskan kritik apa yang ingin Anda peroleh untuk dinilai dan dengan cara seperti apa Anda ingin menerimanya. Karena Anda bisa mengontrol kritik tersebut, maka kemungkinan besar kritik tersebut bermanfaat untuk mencapai perbaikan dalam kinerja Anda.
Seteleh meneliti fakta, berusahalah untuk mempertimbangkan apakah kritik tersebut akurat atau tidak. Luangkan waktu untuk berpikir sebelum Anda memberi respon. Berusahalah jujur, tetapi jangan brutal terhadap diri sendiri. Tetaplah tenang dan fokuslah pada hasil "menang-menang".

TAHAP TIGA: BERTINDAK
Pada tahap akhir, Anda meutuskan tindakan apa, jika memang harus ada tindakan, yang ingin Anda ambil terhadap kritik tersebut.

Sumber: Hathaway, Patti. 2001. Memberi dan Menerima Kritik. Jakarta: PPM